Eh, sorry saya malah jadi bahas si kura-kura.. Kali ini saya bukan mau cerita tentang si aktifis atau kura-kura. Okaay, dulu saat saya masih menjadi Kura-Kura, saya mengikuti sedikit organisasi kemahasiswaan (KPR/Komisi Pemilihan Raya, BEM, Rohis Kampus Jazirah, dan HIPMI PT Polines). Salah satu organisasi ini, ada hubungannya dengan cerita kali ini. Alkisah, saya sudah menjadi demis (mantan) organisasi KPR, saat inu saya menjabat sebagai Koordinator Acara PEMIRA 2014. Nah, PEMIRA ini kegiatan tahunan kampus untuk memilih calon-calon aktifis baru dikampusku, Polines. Ajang KPR memang melatih bekerjasama dengan banyak organisasi dikampusku, karena sejatinya memang harus ada dukungan dari organisasi/ukm dibawah BPM dan BEM untuk mensukseskan ajang besar tersebut.
Tahunku ada 7 orang panitia inti, KPR. Begitu juga adek kelasku ada 7 orang.. Nah, tentu terjalin dong silaturahmi antara kakak demis tahun lalu dengan adek tingkatnya, begitu juga dengan KPR tahun 2016, saat ini.. Alhamdulillah masih aktif bersilaturahmi.. Sambil silaturahmi dan bernostalgia hehe..
Ada, seseorang yang spesial dari ketujuh adekku ini. Satu anak yang cukup memiliki kemampuan diatas mahasiswa lain, dia pandai menari dan berbahasa inggris.. tentunya ia pernah menjuarai beberapa kompetisi.. Saya menaruh rasa simpatik kala itu, karena kepandaiannya.. Tahun bergulir, tibalah di tahun 2016, kisah ini bermula..
Throw back on February 29'th 2016 when i receive one message.. Ehm, handphone saya berbunyi guys.. Klontong~ klontong~ hahaha, sorry suaranya memang agak *alay* haha
"Mbak, ada uang 2 jt?"
Nah, sampai disini aku bertanya dengan 2 rekanku, bagaimana menurut mereka..
Siang berganti menjadi malam, adek kelas tersebut datang ke kos saya.. Panggil saja si Mawar.. Saat Mawar datang, saya sedang menjemput rekan saya.. Saya cetak surat perjanjian hutang piutang rangkap dua, saya siapkan materai.. Karena apa? Pinjam meminjam tersebut diatas 1 jt rupiah.. Prefentif banget ya? Lebih baik daripada kuratif~
Mawar disambut oleh teman saya, sebut saja Melati.. Nah, Melati membukakan pintu untuk mawar.. Sembari menunggu saya, wajah Mawar seperti ingin segera buru-buru pergi kesuatu tempat..
Drama dimulai lagi saat saya dan rekan saya sampai dikos.. Dia mulai membuka cerita dan mengutarakan alasannya meminjam uang.. ia berakting sampai ia menanggis, but truly saya ga ikut nangis juga padahal duduk saya bersebelahan dengannya.. Oh, hati saya ga tersentuh dengan tangisannya.. saya hanya membantu menepuk-nepuk punggungnya..
Hanya Melati dan rekan saya yang sedikit mengamati dengan simpatik.. Setelah ia usai menangis, saya menyodorkan surat perjanjian tersebut.. ditandatanganilah 2 rangkap surat tersebut beserta 2 saksi..
Akhirnya, dia diantar oleh teman saya.. diantar~
Lima hari berlalu, jatuh tempo terlewat.. Satu bulan berlalu.. dan sampai ditulis tulisan ini dia belum muncul untuk melunasi hutangnya..
Ternyata, disuatu hari saya bertemu dengan rekannya seorganisasi dulu, ternyata sifat dia meminjam uang kepada teman seangkatan, adek kelas dia, dan kakak tingkat sudah sejak lama dia lakukan.. Ada yang dikembalikan ada pula yang belum dikembalikan.. Kebayang ga berapa banyak hutang yang kekumpul? Dia pinjam hampir lebih 20 anak, itu yang saya tahu.. belum diluar sana yang saya belum tahu, mungkin lebih dari 30 anak kalik yaa, supeeeeer!! Super ga punya malu, hehehe
Cerita diatas baru sebagian kisahnya, dia memiliki prestasi lain selain pandai berhutang..
Saya sekarang belajar, bagaimana pertemanan yang sehat dan tidak sehat..
Kita bisa belajar:
1. Bahwa hutang piutang merenggangkan silaturahmi
2. Si pemberi hutang menjerumuskan dosa
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).
“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)
Jadi, untuk menghindari hal tersebut,
Setelah kejadian tersebut berlalu, ibu berpesan agar tidak meminjamkan uang kepada siapapun. Beliau menganjurkan sedekah saja, daripada menyebutnya hutang. Karena akan memberatkan penghutang nantinya. Dan saya membaca-baca hadits ternyata memang perihal hutang piutang tidak sepele..
Baca kisah berikut, Baginda Nabi tidak mau mensholati jenazah yang masihmemiliki hutang.
Yuk, mari sama-sma bermuhasabah dan sama-sama menghindari hutang piutang jika tidak mampu untuk membayarnya.. Allah telah menyiapkan surga bagi mereka yang terbebas dari hutang..
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).
Dan, percayalah kebaikan akan dibalas dengan kebaikan..
Semarang, 18 Mei 2016